Rabu, 01 Januari 2014

Konstruksi Teori Akuntansi

Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri, manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara empiris. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan sebagainya.
Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai pengambil keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi  tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor social, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya.Untuk melaksanakan suatu praktek yang baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik. Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan dalam bentuk dalil – dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat – kalimat pendek yang berlaku secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Teori Akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian pertama, Asumsi – asumsi klasik termasuk definisi variabel – variabelnya dan logika yang menghubungkan antara variabel tersebut. Kedua, himpunan hipotesis – hipotesis yang penting. Sedangkan hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah yang akan di analisis. Tujuan dari Teori Akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi. 
Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang akan muncul. Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang. Pada awal prakteknya bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu, selama tidak adanya struktur teori akuntansi formal maka yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam praktiknya, semua diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat. Oleh karena itu preskripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah – masalah khusus. Secara umum, fungsi utama dari Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide – ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi.
A.    Teori Pragmatis                                                                                                         
Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannyaHal ini sekarang sesuai untuk mempertimbangkan beberapa teori akuntansi dan mengklasifikasikannya sesuai dengan diskusi umum kami dari formulasi teori pada bab 2. Tinjauan ini jauh dari lengkap dan, dengan kebutuhan singkat.Banyak diskusi yang dikembangkan dan dibahas secara lebih rinci pada bab-bab berikut. Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memberikan beberapa wawasan: bagaimana teori akuntansi secara historis telah dirumuskan.
1.      Metode Deskriptif
Mungkin metode tertua dan paling universal pengembangan teori akuntansi adalah dengan menggunakan deskriptif pragmatik.Dengan metode ini, kami terus mengamati perilaku akuntan untuk menyalin prosedur akuntansi dan prinsip-prinsip. Dengan demikian, itu adalah pendekatan induktif untuk pengembangan teori akuntansiadalah cara yang populer untuk belajar keterampilan akuntansi sampai cukup akhir-akhir ini, seorang akuntan yang telah dilatih dengan magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan selama beberapa tahun.
            Ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk teori konstruksi.Pertama, hal ini diklaim bahwa tidak ada penilaian logis dari tindakan akuntan.Hal ini belum tentu bahwa dalam caraperhitungan akuntan di mana ia harus menghitung dan tidak ada penilaian analisis mengenai kualitas tindakannya atau perhitungan yang dibuat.Kedua, metode ini tidak memungkinkanperubahan, karena hal ini melingkar dalam pendekatan.Teknik akuntansi tidak pernah diragukan, mereka diabadikan oleh generasi penerus dari pengamat akuntansi pragmatis. Kesimpulannya adalah, tentu saja dalam kaitannya dengan teori normatif tentang bagaimana.Akuntansi harus menjadidilakukan daripada teori pragmatis yang menggambarkan praktek dunia nyata.
2.      Metode Psikologis
Pendekatan lain yang pragmatis adalah untuk mengamati reaksi pengguna untuk output keuangan, Akuntan memanipulasi transaksi akuntansi sesuai dengan aturan sintaksis yang berbeda yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan, (misalnya sistem akuntansi inflasi yang berbeda,Laporan ini kemudian diterima oleh pengguna Jika penerima bereaksi, maka hal ini diambil sebagai bukti bahwa laporan keuangan yang ‘berguna’ dan berisi informasi yang relevan `Namun, ada beberapa masalah. Beberapa penerima dapat bereaksi secara logis.orang lain mungkin memiliki tanggapan sebelum dikondisikan dan yang lain mungkin tidak bereaksi ketika mereka lakukan. Sebuah perbaikan dari pendekatan ini menyesuaikan untuk alasan ini dengan berkonsentrasi pada teori keputusan dan bukan tanggapan dari pengambil keputusan individu. Dengan kata lain, hanya akuntansi logis dan didefinisikan dengan baik, teori-teori yang melibatkan pengukuran atribut akuntansi yang dikembangkan dan diuji.
B.     Teori Sintaksis dan Semantik
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu. Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem biaya historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan.
            Teori semantik diperlukan untuk memberikan pengertian tentang konsep-konsep  akuntansi sehingga sehingga penafsiran konsep-konsep oleh pembuat (akuntan) sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi. Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi itu sendiri. Misalnya, laba merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban, setelah diterapkan suatu aturan untuk mengukur pendapatan dan beban.
C.    Teori Normatif
Teori akuntansi normative disebut juga teori preskriptif yang mencoba menjawab pertanyaan “apa yang semestinya”. Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-research”.
Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi.
Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan danapa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normative lebih berkonsentrasi pada:
-          Penciptaan laba sesungguhnya (true income)
Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang dimaksud denganpengukur nilai dan laba yang benar.
-          Pengambilan keputusan (decision usefulness)
Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau bermanfaat.
Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba dankemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Biasanya konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori tersebut bersifat normative karena didasarkan pada anggapan:
Akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran
Laba dan nilai dapat diukur secara tepat
Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)
Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak.
D.    Teori Positif
Selama tahun 1970-an teori akuntansi menerapkan metode empiris yang juga disebut sebagai metodologi positif atau empiris berarti pengujian, atau hipotesis atau teori akuntansi harus dikembalikan sesuai fakta dan kejadian yang ada dalam dunia nyata. Fokus utama kajian akuntansi positif adalah pada pengujian empiris beberapa asumsi-asumsi yang dibuat oleh teoritis akuntansi normatif. Contohnya dengan menggunakan kuisioner dan teknik survei lainnya, sifat atau bentuk dari manfaat teknik-teknik akuntansi yang berbeda akan ditentukan.
            Perbedaan utama antara teori positif dan normatif adalah teori normatif bersifat preskriptif sedangkan teori positif bersifat deskriptif, penjelasan atau prediksi. teori normatif menuntun utnuk memerintah bagaimana akuntan seharusnya bertindak untuk meraih outcome yang dianggap baik, cocok dan adil dan sebagainya. Sedangkan teori positif menggambarkan bagaiman seseorang bertindak dengan baik, menjelaskan mengapa orang-orang harus bertindak dengan cara tepat.
E.     Perspektif Yang Lain
Pada poin ini,kita akan berfokus pada apa yang mungkin dipertimbangkan yaitu pendekatan ilmiah. pedekatan ini juga digunakan oleh banyak peneliti atau ahli akuntansi dan dipublikasikan di sebagian jurnal atau akuntansi akdemik.perlu diingat bahwa ini didasarkan pada asumsi ontologi yang pasti (cara kita memandang dunia) yang mana berdampak pada epistemologi yang berbeda ( bagaimana kita belajar) dan metodepenelitian ilmiah untuk kajian yang berbeda.
            Pendekatan naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian akuntansi  ilmiah yang lebih cendrerung untuk menggeneralisasi hasil pengujian sejumlah hipotesis dari teori-teori akuntansi umum.penelitan naturalistik berawal adalh untuk menjawab pertanyaan ‘’apa yang terjadi disini?’’tidak menyediakan generalisasi kondisi segmen –segmen kondisi yang luas.
Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ‘ilmiah’ dan merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan hipotesis yang diuji.Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan penelitian alternatif yang lebih tepat.Ada tubuh tumbuh sastra, longgar dicap sebagai penelitian naturalistik, yang sangat penting dari pendekatan yang sangat terstruktur diadopsi oleh ‘ilmiah’ peneliti.
F.     Pendekatan ilmiah diterapkan untuk akuntansi “Kesalahpahaman tujuan”
Banyak kesalahpahaman tentang ada upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk akuntansi.Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan dari praktisi akuntansi.Pandangan ini, tentu saja, adalah konyol.Seorang ilmuwan adalah salah satu yang menggunakan metode ilmiah dan, oleh karena itu, terutama peneliti.Profesi medis memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara peneliti dan praktisi dan penggunaan dan efek dari metode ilmiah.
            Seorang akuntan yang percaya pada pendekatan ilmiah ingin bukti empiris dan penjelasan logis untuk mendukung praktik akuntansi sehingga praktisi dapat merekomendasikan metode yang paling sesuai untuk situasi yang diberikan berdasarkan bukti ini.Orang menemukan pernyataan yang lebih meyakinkan ketika didukung secara obyektif, bukti empiris dari pernyataan berdasarkan rasionalisasi hanya bisa diperdebatkan. Bahkan, akuntan sering tidak yakin tentang keabsahan apa yang mereka diarahkan untuk meresepkan.
Kesalahpahaman umum  laintentang penerapan pandangan ilmiah dalam akuntansi adalah bahwa ‘kebenaran mutlak’ yang diinginkan, yang tentu saja tidak mungkin. Oleh karena itu berpendapat bahwa itu adalah sia-sia untuk mencari apa yang tidak mungkin. Argumen seperti itu didasarkan pada kesalahpahaman bahwa ilmu pengetahuan mengetahui kebenaran mutlak.Metode ilmiah yang tidak sempurna.Ini adalah penemuan manusia untuk membantu kami memastikan apakah pernyataan harus dianggap benar atau tidak. Struktur dari proses di mana penentuan ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat mengklaim kebenaran mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kebenaran ilmiah bersifat sementara.Sebuah pernyataan atau teori keuntungan status `kebenaran ‘hanya setelah para ilmuwan di daerah dari mana teori berkembang memutuskan bahwa bukti cukup persuasif.Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa substitusi, penyesuaian dan modifikasi dari teori yang dibuat terang dalam bukti baru.Misalnya, teori Newton memberi jalan untuk teori relativitas Einstein. Dalam pandangan dari apa yang kita katakan, kita harus memiliki konsepsi yang kurang idealis dari syarat ‘kebenaran’ dan ‘fakta, dalam ilmu pengetahuan.

2 komentar: